Minggu, 06 Desember 2009

AWAL DAN AKHIR

Oleh : ALI ZAHMAN

Awal dan akhir merupakan sebuah proses dalam sebuah ranah kehidupan dalam runutan dan kurun waktu tertentu, dan ini merupakan sunatullah yang memang sudah digariskan oleh Allah, S.W.T. Setiap yang ada di dunia ini mempunyai awal dan akhir, baik itu makluk hidup ataupun makhluk tak hidup, semua memiliki sirkulasi yang tetap dalam lingkup regenerasi kehidupan. Akan tetapi, apakah awal itu merupakan proses munculnya gejala akibat dari sebuah kejadian? dan akhir merupakan peristiwa lenyapnya segala proses sebuah kejadian dalam kurun waktu tertentu? Bagaimana dengan hari kiamat? beragam pertanyaan muncul dalam benak saya.

Mengenai bagaimana kehidupan di jagad raya ini bermula para ilmuan telah mengkontruksi hipotesis tentang awal mula pembentukan bumi, diantaranya adalah teori big bang, teori cosmos, dan teori pergeseran benua. Kebenaran dari teori – teori tersebut dapat dibuktikan secara ilmiah namun, masih ada beberapa pertayaan yang mengganjal dalam alam pikiranku, kapan bumi ini mulai terbentuk? Berapa lama proses alam ini terbentuk? Makhluk apa yang pertama kali membangun peradaban dibumi ini? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang mungkin dapat di kemukakan. Sementara pada dan ruang dan lingkup yang berbeda pula para filsuf mempunyai pendapat lain tentang sebuah permulaan (awal). Banyak perbedaan pendapat yang terbangun di antara para filsuf dan para astrologi tentang awal pembetukan bumi. Diantaranya adalah sebagai berikut:
George Lemaitre ahli seorang astrologi berpendapat bahwa “Semesta mempunyai permulaan dan bahwa ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang telah memicunya. Dia juga menyatakan bahwa tingkat radiasi (rate of radiation) dapat digunakan sebagai ukuran akibat (aftermath) dari "sesuatu" itu. Namaun pendapat ini di tentang oleh seorang filsuf dia adalah Georges Politzer yang berpendapat bahwa pandangan tentang alam semesta tanpa batas sangat sesuai dengan ateisme. Tidak sulit melihat alasannya. Untuk meyakini bahwa alam semesta mempunyai permulaan, bisa berarti bahwa ia diciptakan dan itu berarti, tentu saja, memerlukan pencipta, yaitu Tuhan. Jauh lebih mudah dan aman untuk menghindari isu ini dengan mengajukan gagasan bahwa "alam semesta ada selamanya", meskipun tidak ada dasar ilmiah sekecil apa pun untuk membuat klaim seperti itu.

Akan tetapi dilain pihak para filsuf (sebagian besar) juga berusaha mengemukakan beberapa argumen untuk membuktikan ke-qadim-an alam.
  1. Pertama, kemustahilan munculnya sesuatu yang bukan qadim (ada awal dan akhir) dari yang qadim.
  2. Kedua. Menurut para filsuf, jika Sang Pencipta yang qadim hadir lebih dahulu dibandingkan dengan alam yang qadim, seperti lebih dahulunya satu atas dua atau gerak tangan atas bayangan tangan, maka tidak mungkin yang satu qadim sementara yang lainnya bukan qadim. Yang mungkin adalah kedua-duanya itu qadim atau kedua-duanya bukan qadim, namun kesimpulan yang terakhir ini mustahil bagi Tuhan, berarti yang benar adalah kesimpulan pertama (bahwa dua-duanya qadim).
  3. Ketiga dan yang keempat menggunakan teori kemungkinan sebagai pembuktian atas qadimnya alam.

Namun beberapa argumen yang dibangun oleh para filsuf di bantah oleh Al-Ghazali dengan argumen yang filosofis dan cukup rigorus (ketat) juga. Al-Ghazali menanggapi argumen para filsuf ini adalah tanggapannya atas argumen yang pertama. Menurutnya “alam itu bukanlah qadim dan ia disebabkan oleh kehendak yang qadim. Dari kehendak yang qadim ini maka muncul alam yang bukan qadim. Jika adanya alam ini tidak bermula (qadim) maka tidak ada kehendak. Sedangkan adanya alam tidak bergantung pada kehendak yang bukan qadim melainkan pada kehendak yang qadim”.

Dari beberapa hipotesis dan argumen yang diungkapakn oleh para filsuf dan astrologi saya dapat memberikan kesimpulan bahwa awal dan akhir adalah ruang dan ranah pola pemikiran manusia yang di anugerahkan oleh sang Tuhan. Olah pikir tentang bagaimana menyikapi fenomena – fenomena alam dan keagalauan yang menganjal dalam pemikiran setiap insan manusia. Manusia memiliki keterbatasan sedangkan Tuhan adalah maha kuasa maka Dia kuasa atas segala yang ada, ketiadaan dan yang mungkin ada. Awal dan akhir merupakan misteri agung Allah, kita manusia hanya mampu membuat sebuah perdiksi/ramalan sesuai ruang dan waktunya. Tidak ada seorang manusia yang mampu menentukan kapan sebuah awal dan kapan sebuah akhir itu bermula dan berakhir secara jelas. Awal dan akhir hanyalah sebuah fatamorgana yang berupaya dilukiskan dalam alam pemikrian manusia. Hidup ini adalah sebuah siklus yang selalu berkelanjutan, dimana ada awal dan pasti ada akhirnya, kapan dan dimana? wallahu alam bissawab…..


Sumber :
1. http://safawi.multiply.com/journal/item/93
2. http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=8156

Tidak ada komentar:

Posting Komentar